Ikhtisar
Mosaikisme Kromosom. Di dalam setiap sel tubuh manusia terdapat inti yang berisi informasi genetik seseorang—DNA—yang diwarisi dari sel telur dan sel sperma. Ketika sel telur yang telah dibuahi mulai membelah, ia mereplikasi materi genetiknya pada keturunan seluler. Replikasi sel ini membangun dan membangun, menciptakan jaringan dan organ dalam tubuh. Secara teori, setiap sel yang direplikasi harus mengandung informasi genetik yang sama persis dengan sel telur yang telah dibuahi. Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Dalam kasus yang jarang terjadi, perubahan genetik baru dapat terjadi pada sel yang direplikasi ini. Perubahan ini terjadi pada kromosom, yaitu struktur berbentuk seperti tongkat dan membawa semua informasi genetik seseorang, yang terletak di setiap inti sel.
Sampai baru-baru ini, para ilmuwan mengira kondisi tersebut bersifat langsung—entah seseorang mengidap mosaikisme atau tidak. Seiring dengan semakin canggihnya teknologi pengurutan genetik, muncul gambaran di bidang genetika yang menunjukkan bahwa kita semua mempunyai sejumlah mosaikisme. Semakin sering mosaikisme ditemukan di dalam tubuh, semakin besar kemungkinan seseorang terkena penyakit karenanya.
Apa itu Mosaiksme Kromosom?
Mosaikisme Kromosom (Chromosome Mosaicism) terjadi ketika seseorang memiliki dua atau lebih kumpulan sel yang berbeda secara genetik di dalam tubuhnya. Jika jumlah sel abnormal tersebut melebihi jumlah sel normal, hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dapat ditelusuri dari tingkat sel hingga ke jaringan yang terkena, seperti kulit, otak, atau organ lainnya.
Sepertinya kamu butuh ini deh
Bagaimana Mosaiksme Kromosom Bisa Terjadi?
Mosaikisme kemungkinan besar terjadi pada tingkat yang kecil dan tidak terlalu mencolok pada kebanyakan manusia. Ini terjadi setelah sperma membuahi sel telur, membentuk zigot, yang tumbuh melalui proses pembelahan sel berulang kali. Ketika sel membelah dan berkembang biak, mereka membuat salinan persis DNA mereka, dan kemudian membagi salinan tersebut di antara dua sel yang dihasilkan.
Jika ada kesalahan di mana pun dalam proses ini—misalnya, salinan DNA yang mengandung kesalahan atau DNA yang terpecah tidak merata, sel yang dihasilkan akan berbeda. Dalam beberapa kasus, sel abnormal bisa mati begitu saja; namun jika bertahan, hasilnya adalah mosaikisme.
Jika hal ini terjadi pada awal perkembangan, sebanyak 50% sel seseorang bisa menjadi abnormal, yang merupakan tingkat mosaikisme yang tinggi. Namun, jika kesalahan terjadi kemudian, persentase sel yang abnormal akan lebih kecil, sehingga menghasilkan tingkat mosaikisme yang lebih rendah.
Dampak mosaikisme biasanya ditentukan oleh tingkat kesalahan dalam DNA, serta tingkat mosaikisme.
Siapa Yang Berisiko Terkena Mosaikisme?
Saat ini tidak ada cara untuk memprediksi mosaikisme. Mosaikisme menjadi topik yang sering dibicarakan saat fertilisasi in-vitro (IVF) karena dokter biasanya akan melakukan skrining genetik praimplantasi (PGS) sebelum memasukkan sel telur yang telah dibuahi ke dalam rahim wanita. Membicarakan dengan spesialis IVF untuk memahami risiko mosaikisme pada embrio penting dilakukan sebelum membuat keputusan untuk implantasi.
Jenis Kelainan Apa Yang Disebabkan Oleh Mosaikisme?
Mosaikisme Kromosom dapat menyebabkan berbagai macam kelainan, antara lain sebagai berikut:
- Iktiosis dengan konfeti. Ini adalah kelainan yang menyebabkan kulit merah dan bersisik di seluruh tubuh.
- Sindrom Klinefelter. Sindrom ini dapat menyebabkan rendahnya jumlah testosteron. Hal ini dapat menyebabkan masalah dengan perkembangan seksual dan masalah lainnya.
- Sindrom Klippel-Trenaunay. Kelainan ini menyebabkan tanda lahir berwarna merah yang disebut noda port-wine. Hal ini juga menyebabkan pertumbuhan berlebih pada jaringan lunak dan tulang, serta pembuluh darah yang tidak normal.
- Sindrom Mosaik Down. Down syndrome adalah suatu kondisi yang menyebabkan cacat dan keterlambatan intelektual, otot lemah, dan fitur wajah datar. Hal ini juga dapat menyebabkan kelainan jantung, masalah pencernaan, masalah tiroid, dan masalah kesehatan lainnya.
- Sindrom mosaik Pallister-Killian. Ini adalah kelainan perkembangan yang menyebabkan lemahnya otot, cacat intelektual, rambut tipis, bercak warna kulit tidak normal, dan cacat lahir lainnya.
- Sindrom cincin kromosom 14. Kondisi ini menyebabkan kejang, cacat intelektual, serta keterlambatan bicara dan perkembangan motorik.
- Sindrom anophthalmia SOX2. Ini adalah kelainan langka yang bisa menyebabkan anak terlahir tanpa mata. Ini juga dapat menyebabkan kejang, masalah otak, dan pertumbuhan terhambat.
- Sindrom triple X. Kondisi ini disebabkan oleh kelebihan kromosom X di setiap sel wanita. Hal ini dapat menyebabkan ketidakmampuan belajar, keterlambatan kemampuan berbahasa, dan masalah pada keterampilan motorik dan otot.
- Trisomi 18. Kondisi ini dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan rahim, kelainan jantung, kepala kecil, dan kelainan lainnya. Hanya sejumlah kecil anak dengan kondisi ini yang dapat bertahan melewati tahun pertama mereka.
- Sindrom Turner. Ini adalah suatu kondisi pada wanita yang menyebabkan tinggi badan pendek, masalah ovarium, kurangnya kesuburan, dan kelainan jantung.
Bagaimana Diagnosis Mosaikisme Dilakukan?
Berbagai metode dapat digunakan untuk mendiagnosis mosaikisme. Tes darah dapat digunakan untuk mendeteksi beberapa jenis mosaikisme. Dalam kasus lain, sampel jaringan yang terdampak mungkin perlu dikirim untuk pengujian dan pemeriksaan genetik. Hal ini diperlukan pada kondisi yang mempengaruhi kulit, seperti iktiosis dengan konfeti.
Pemeriksaan diagnostik prenatal dapat dilakukan pada masa kehamilan, ketika janin masih dikandung ibu untuk memeriksa kelainan genetik mosaikisme kromosom pada janin. Pemeriksaan Chorionic Villus Sampling; CVS bersifat invasif karena spesimen yang dibutuhkan adalah cairan ketuban sehingga memiliki risiko komplikasi lebih tinggi seperti terjadinya keguguran, yakni henti kehamilan sebelum usia 23 minggu.
Probabilitas keguguran setelah CVS diperkirakan kurang dari 1 dalam 200 prosedur pada sebagian besar kehamilan. Untuk kehamilan multipel (misalnya kembar dua atau kembar tiga)., eluangnya sedikit lebih tinggi, yaitu 1 dalam 100 untuk kehamilan ganda (misalnya kembar atau kembar tiga).
Umumnya, keguguran yang terjadi setelah CVS terjadi dalam waktu 3 hari setelah prosedur. Namun pada beberapa kasus, keguguran bisa terjadi lebih lambat dari waktu tersebut (hingga 2 minggu setelahnya).
Risiko ini dapat dimitigasi dengan melakukan Pemeriksaan Skrining Kehamilan Non-invasif (Non-invasive Prenatal Testing), yang hanya membutuhkan spesimen darah ibu. Spesimen yang digunakan adalah darah perifer, atau darah yang diambil dari pembuluh darah lengan.