HPV Pada Pria: 1 dari 3 Pria Terinfeksi HPV Genital
- HPV, Kesehatan Reproduksi dan Seksual
- Maret 19, 2024
Kutipan
Sebagian besar informasi tentang virus HPV (human papillomavirus) berpusat pada wanita, karena virus ini meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Namun virus HPV pada pria juga bisa menyebabkan masalah kesehatan. Penting bagi pria untuk memahami cara mengurangi risiko infeksi HPV.
Infeksi HPV dapat meningkatkan risiko pria terkena kanker genital, meski kanker ini tidak umum terjadi. HPV juga dapat menyebabkan kutil kelamin pada pria, sama seperti pada wanita.
Lebih dari separuh pria yang aktif secara seksual di seluruh dunia terinfeksi HPV suatu saat dalam hidupnya. Meski seringkali, infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya, hal ini berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang berkepanjangan serta meningkatkan risiko penularan.
Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di The Lancet Global Health menunjukkan bahwa hampir 1 dari 3 pria berusia di atas 15 tahun terinfeksi setidaknya satu jenis human papillomavirus (HPV) genital, dan 1 dari 5 pria terinfeksi satu atau lebih jenis virus yang dikenal sebagai tipe HPV risiko tinggi, atau HPV onkogenik. Onkovirus atau virus onkogenik adalah istilah untuk virus yang dapat menyebabkan kanker.
Estimasi ini menunjukkan bahwa laki-laki sering kali menyimpan infeksi HPV genital dan menekankan pentingnya keterlibatan laki-laki dalam upaya pengendalian infeksi HPV dan mengurangi kejadian penyakit terkait HPV baik pada pria maupun wanita.
Disinformasi yang kerap kali terjadi bahwa HPV hanya menyerang wanita sangat menyulitkan upaya pengendalian infeksi serta menempatkan pria dalam posisi rentan dan tidak terlindungi terhadap infeksi menular seksual ini.
Apa yang kita ketahui tentang HPV (Human Papillomavirus)
-
Human Papillomavirus (HPV) adalah virus kecil tanpa lapisan luar (non-enveloped) yang mengandung DNA untai ganda (double-stranded) dengan sekitar 8.000 pasang basa (base-pairs). DNA ini dibagi menjadi tiga regio, yaitu regio awal (E), regio akhir (L), dan wilayah kontrol panjang.
-
Protein E1 dan E2 penting untuk mengontrol bagaimana DNA virus disalin dan ditranskripsi, sementara protein E4, E5, E6, dan E7 membantu virus mengganggu siklus sel, menghindari sistem kekebalan tubuh, dan merekrut faktor-faktor inang yang diperlukan untuk mereplikasi.
- Protein L1 dan L2 terlibat dalam membentuk cangkang virus. Wilayah kontrol panjang tidak mengodekan protein apa pun tetapi mengandung elemen-elemen penting untuk mengontrol kapan dan bagaimana DNA virus disalin dan ditranskripsi.
- HPV pada umumnya menginfeksi lapisan sel kulit yang disebut epitel skuamosa berlapis, baik itu ditemukan di membran mukosa atau di kulit. Mereka terutama menargetkan sel-sel di lapisan basal yang sedang aktif membelah.
- Protein E6 dan E7 dari jenis HPV tertentu, yang dikenal sebagai jenis onkogenik, mempromosikan pertumbuhan sel dengan berinteraksi dengan protein seluler penting, seperti p53 dan pRB, yang mengatur siklus sel. Interaksi ini memperpanjang masa hidup sel yang terinfeksi, menyebabkan kesalahan dalam pembelahan sel, ketidakstabilan genetik, dan akhirnya perkembangan pertumbuhan jaringan abnormal yang disebut neoplasia.
Infeksi HPV Pada Pria
Infeksi HPV pada pria sangat umum terjadi, memengaruhi sekitar 16% hingga 69% pria sehat tergantung pada berbagai faktor seperti situs anatomis pengambilan spesimen, cara pengambilan spesimen, dan metode pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi HPV. Infeksi ini dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk kutil kelamin dan kondisi yang disebut neoplasia intraepitelial penis (PeIN), yang terkait dengan kanker penis.
Kutil kelamin yang juga dikenal sebagai kondiloma atau Genital Warts (GW) dapat terjadi berulang-ulang (rekuren) dan merupakan dampak klinis umum infeksi HPV pada pria, terutama pada mereka yang berusia 25 hingga 29 tahun. Meskipun risikonya menurun seiring bertambahnya usia, tetap relatif tinggi sepanjang hidup seorang pria.
Penyebab utama di balik kutil kelamin adalah jenis HPV tertentu yang disebut HPV risiko rendah tipe 6 dan 11. Namun, dalam sekitar sepertiga kasus, beberapa jenis HPV terlibat, kadang-kadang termasuk jenis risiko tinggi. Kutil kelamin sangat menular, dan jika seseorang berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi, kemungkinan besar mereka juga akan mengembangkan kutil.
Meskipun beberapa kutil mungkin hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan, mereka sering kembali, yang berarti pengobatan bisa mahal dan mungkin perlu diulang. Walaupun kutil kelamin sendiri tidak mengancam jiwa, mereka dapat menyebabkan stres emosional dan ketidaknyamanan fisik.
Meskipun angka kejadian Kanker penis tidak terlalu tinggi tetapi merupakan penyakit yang sangat serius, menyumbang kurang dari 0,5% dari semua kanker pada pria di seluruh dunia. Biasanya mempengaruhi pria tua, biasanya yang berusia 50 hingga 70 tahun. Menariknya, wilayah dengan angka kejadian kanker serviks yang tinggi cenderung juga memiliki angka kejadian kanker penis yang tinggi.
Faktor-faktor tertentu seperti kebersihan yang buruk, merokok, dan peradangan kronis meningkatkan risiko kanker penis, bersama dengan perilaku seperti berhubungan seks pada usia muda, memiliki banyak pasangan seksual, tidak menggunakan kondom, dan tidak disunat. Infeksi HPV pada pria, terutama dengan jenis risiko tinggi seperti HPV-16, terkait dengan sekitar setengah dari semua kanker penis. Apakah kanker penis yang terkait HPV memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak disebabkan oleh HPV masih diperdebatkan.
Mayoritas infeksi HPV pada pria dan wanita tidak menunjukkan gejala, namun dapat menyebabkan gejala sisa (sequelae) jangka panjang dan juga kematian. Setiap tahunnya, lebih dari 340.000 wanita meninggal karena kanker serviks. Pada pria, infeksi HPV cenderung bermanifestasi secara klinis sebagai kutil anogenital, yang menyebabkan morbiditas signifikan dan meningkatkan angka penularan HPV. Infeksi HPV pada pria juga dikaitkan dengan kanker penis, dubur, dan orofaring, yang umumnya dikaitkan dengan HPV tipe 16.
Badan Penelitian Kanker Internasional memperkirakan terdapat sekitar 69.400 kasus kanker pada pria yang disebabkan oleh HPV pada tahun 2018.
HPV, Rokok Tembakau, Alkohol, dan Kanker Orofaring
HNSCC merupakan salah satu manifestasi klinis infeksi HPV pada pria. Auguste A, et. al. dalam penelitiannya yang berjudul “Joint effect of tobacco, alcohol, and oral HPV infection on head and neck cancer risk in the French West Indies yang dipublikasikan pada jurnal Cancer Medicine tahun 2020 menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
- Risiko HNSCC (Head & Neck Squamous Cell Carcinoma) meningkat seiring dengan durasi dan intensitas merokok, dan durasi tersebut memiliki efek yang lebih besar dibandingkan rata-rata jumlah rokok per hari.
- Rum ditemukan sebagai minuman yang memberikan risiko HNSCC terbesar dibandingkan minuman beralkohol lainnya. Asosiasi yang diamati untuk rum ini kemungkinan besar disebabkan oleh fakta bahwa rum adalah minuman beralkohol yang paling sering dikonsumsi di FWI, dan bukan karena efek independen dari konsentrasi alkohol.
- Infeksi Hr-HPV oral berhubungan secara signifikan dengan HNSCC, terlepas dari genotipe Hr-HPV.
Kero K, et. al., 2014 menemukan bahwa merokok meningkatkan persistensi Hr-HPV pada lesi HPV Oral. Penelitian “Smoking and Human Papillomavirus (HPV) Infection in the HPV in Men (HIM) Study”, tahun 2012, menyatakan bahwa merokok dapat mempengaruhi kejadian dan persistensi infeksi HPV pada pria dengan menekan fungsi kekebalan lokal, meningkatkan proliferasi dan pergantian sel, meningkatkan regulasi faktor proinflamasi, atau menginduksi kerusakan DNA inang yang mengakibatkan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.