Imunisasi bayi baru lahir sangat penting untuk menjaga kesehatan mereka. Imunisasi adalah proses memberikan vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit tertentu. Di Indonesia, imunisasi bayi baru lahir sangat penting karena banyak penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Persyaratan Imunisasi Bayi Baru Lahir
Imunisasi bayi baru lahir di Indonesia diberikan sesuai dengan jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020 (IDAI 2020).
Vaksinasi yang diberikan pada bayi baru lahir hingga usia 12 bulan meliputi vaksin BCG, vaksin Polio, vaksin Hepatitis B, vaksin DPT, vaksin Haemophilus Influenzae tipe B (vaksin HiB), vaksin Pneumokokus, vaksin Influenza, dan vaksin campak.
Pentingnya Imunisasi Bayi Baru Lahir
Imunisasi bayi baru lahir sangat penting karena memberikan perlindungan terhadap penyakit yang berpotensi mengakibatkan kesakitan, hambatan tumbuh kembang, dan komplikasi yang mematikan. Bayi yang belum diimunisasi rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Penyakit seperti polio, campak, tetanus, pneumonia, dan hepatitis B dapat menyebabkan kecacatan hingga kematian pada bayi yang belum diimunisasi. Imunisasi bayi baru lahir juga penting untuk melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Bayi yang tidak diimunisasi dapat menularkan penyakit pada orang lain yang belum diimunisasi atau orang yang kekebalan tubuhnya lemah.
Jadwal Imunisasi Bayi Baru Lahir
Berikut adalah jadwal imunisasi bayi baru lahir yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan:
Usia 0 hingga 1 bulan
- Vaksin BCG (perlindungan tuberkulosis) sebaiknya diberikan sesegera mungkin saat bayi baru lahir atau sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila bayi berumur 3 bulan atau lebih, uji tuberkulin dapat dilakukan terlebih dahulu apabila tersedia;
- Vaksin Polio 0 (nol) diberikan segera setelah lahir. Apabila bayi lahir di fasilitas kesehatan berikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama;
- Vaksin Hepatitis B dosis pertama diberikan pada saat bayi baru lahir sebelum berumur 24 jam. Apabila bayi lahir dengan berat kurang dari 2000 g, imunisasi sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau lebih. Kecuali pada bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif dan bayi dalam kondisi bugar, imunisasi dapat diberikan namun tidak dihitung sebagai dosis primer. Imunisasi Hepatitis B pada bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif diberikan bersama imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah lahir.
Usia 2 hingga 6 bulan
- Vaksin Hepatitis B dosis kedua diberikan bersama dengan vaksin DTP (difteri, tetanus, pertusis) dosis pertama, vaksin Polio dosis pertama, dan vaksin HiB dosis pertama, biasanya dalam sediaan vaksin kombinasi (combo) pada usia 2 bulan;
- Vaksin Hepatitis B dosis ketiga diberikan bersama dengan vaksin DTP (difteri, tetanus, pertusis) dosis kedua, vaksin Polio dosis kedua, dan vaksin HiB dosis kedua, biasanya dalam sediaan vaksin kombinasi (combo) pada usia 3 bulan;
- Vaksin Hepatitis B dosis keempat diberikan bersama dengan vaksin DTP (difteri, tetanus, pertusis) dosis ketiga, vaksin Polio dosis ketiga, dan vaksin HiB dosis ketiga, biasanya dalam sediaan vaksin kombinasi (combo) pada usia 4 bulan;
- Vaksin Pneumokokus 13 strain (PCV13) diberikan 3 kali pada pada umur 2, 4, dan 6 bulan;
- Vaksin Rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6 minggu, dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu dari dosis pertama, dan harus selesai sebelum bayi berumur 24 minggu.
- Vaksin Influenza diberikan saat bayi berumur 6 bulan. Imunisasi primer dengan vaksin influenza untuk usia 6 bulan hingga 8 tahun, diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval minimal 28 hari. Selanjutnya, diberikan 1 dosis setiap tahun.
Usia 9 hingga 24 bulan
- Vaksin Campak dapat diberikan mulai dari usia 9 bulan dengan menggunakan vaksin MR (Measles, Rubella) atau mulai dari usia 12 bulan dengan vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella). Apabila menggunakan vaksin MR pada usia 9 bulan, maka berikan ulangan pada usia 18 bulan dengan vaksin MR atau MMR.
- Vaksin Japanese encephalitis (JE) dapat diberikan mulai usia 9 bulan dengan pengulangan 1-2 tahun kemudian.
- Vaksin cacar air (vaksin varicella) diberikan mulai dari usia 12 bulan sebanyak 2 dosis dengan interval 6 minggu hingga 3 bulan. Apabila vaksin varicella baru diberikan setelah umur 13 tahun, diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval 4 sampai 6 minggu.
- Vaksin Hepatitis A diberikan mulai usia 12 bulan, sebanyak 2 dosis dengan interval 6 sampai 36 bulan.
- Dosis penguat (booster) untuk vaksin Pneumokokus diberikan pada usia 12 – 15 bulan.
- Dosis penguat (booster) untuk Hepatitis B, Polio, DTP, dan HiB diberikan dalam sediaan vaksin kombinasi pada usia 18 bulan.
- Vaksin Tifoid diberikan mulai usia 24 bulan, dan diberikan pengulangan setiap 3 tahun.
Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter vaksinolog kamu di Vaxcorp Indonesia untuk mengetahui jadwal imunisasi yang tepat untuk bayi kamu.
Manfaat Imunisasi Bayi Baru Lahir
Imunisasi bayi baru lahir memberikan banyak manfaat bagi kesehatan bayi dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat imunisasi bayi baru lahir:
- Mencegah penyakit yang berbahaya. Imunisasi membantu mencegah penyakit yang berbahaya seperti polio, campak, tetanus, dan hepatitis B.
- Mengurangi risiko komplikasi. Bayi yang telah diimunisasi memiliki risiko lebih rendah terkena komplikasi seperti kerusakan otak, kelumpuhan, dan kematian.
- Meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi sehingga mereka lebih tahan terhadap penyakit.
- Melindungi kesehatan masyarakat. Imunisasi membantu melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan dengan mencegah penyebaran penyakit menular.
- Meningkatkan kualitas hidup. Dengan mencegah penyakit menular, imunisasi membantu meningkatkan kualitas hidup bayi dan keluarganya.
Risiko dan Efek Samping Imunisasi Bayi Baru Lahir
Imunisasi bayi baru lahir merupakan prosedur medis yang aman dan efektif. Namun, seperti semua prosedur medis, imunisasi juga dapat menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping umum dari imunisasi bayi baru lahir adalah demam, kemerahan atau bengkak di tempat suntikan, dan kemerahan atau pembengkakan di tempat vaksinasi.
Namun, efek samping ini biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Efek samping yang lebih serius seperti reaksi alergi sangat jarang terjadi.
Kesimpulan
Imunisasi bayi baru lahir sangat penting untuk menjaga kesehatan bayi dan mencegah penyebaran penyakit menular. Jadwal imunisasi bayi baru lahir yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia meliputi vaksin BCG, vaksin polio, vaksin hepatitis B, vaksin DPT, dan vaksin campak.
Manfaat imunisasi bayi baru lahir sangatlah besar. Imunisasi membantu mencegah penyakit berbahaya, mengurangi risiko komplikasi, meningkatkan kekebalan tubuh, melindungi kesehatan masyarakat, dan meningkatkan kualitas hidup bayi dan keluarganya.
Selain itu, imunisasi bayi baru lahir merupakan prosedur medis yang aman dan efektif. Meskipun terdapat beberapa efek samping yang mungkin terjadi, efek samping ini biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Untuk itu, sangat penting bagi orangtua untuk mengikuti jadwal imunisasi bayi baru lahir dan berkonsultasi dengan dokter anak mereka. Imunisasi bayi baru lahir adalah investasi penting bagi kesehatan bayi dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.