Kalau kamu pernah melakukan perjalanan udara dan segera jatuh sakit, kamu tidak sendirian. Berikut 5 dampak perjalanan udara yang bakal bikin kamu rentan sakit.
Penelitian menunjukkan bahwa kamu 100 kali lebih mungkin untuk terkena flu di pesawat daripada dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, pada puncak pandemi, perjalanan udara dianggap sebagai penyebab penyebaran virus yang sangat efektif.
Meskipun ketika pandemi, risiko kamu tertular COVID-19 dari penumpang lain di pesawat berkurang karena kebijakan kursi tengah dan penggunaan masker, kamu tetap berisiko lebih besar untuk terkena berbagai penyakit saat bepergian karena sistem kekebalan tubuh yang terhambat.
Pengetahuan adalah kekuatan: penting untuk mengetahui mengapa kamu lebih mungkin jatuh sakit saat bepergian sehingga kamu dapat mengambil tindakan proaktif untuk mendukung sistem biologis dan respons kekebalan tubuhmu.
Inilah Alasan Mengapa Kamu Lebih Rentan Sakit Saat Melakukan Perjalanan Udara
Menghabiskan berjam-jam di dalam ruang terbatas dengan ratusan orang asing dari seluruh dunia, semuanya sambil menghirup udara yang didaur ulang adalah tempat yang potensial bagi bakteri dan virus penyebab penyakit.
Tetapi berada dalam jarak dekat dengan sejumlah orang asing bukanlah hal yang unik saat bepergian dengan metode transportasi lain. Jadi apa yang membuat dampak kesehatan perjalanan udara dengan pesawat begitu berbeda?
PENYEBAB UTAMA ADALAH RESPON KEKEBALAN TUBUH YANG TERGANGGU AKIBAT PENGARUH TUBUH SAAT MELAKUKAN PERJALANAN UDARA.
Paparan yang meningkat terhadap patogen + sistem kekebalan yang melemah = tubuhmu tidak mampu melawan infeksi.
Penekanan sistem kekebalan tubuh yang terjadi saat melakukan perjalanan udara adalah karena berada di pesawat itu sendiri. Ketika berada dalam pesawat, tubuhmu berada dalam kondisi yang benar-benar berbeda dan memerlukan dukungan yang berbeda pada ketinggian 30.000 kaki daripada ketika kamu berada di darat.
Ada beberapa perubahan yang dialami tubuhmu saat terbang yang berkontribusi pada pelemahan kekebalan tubuh.
Bagaimana Terbang Menekan Respons Sistem Imunitas
Kondisi lingkungan pesawat, faktor-faktor yang memungkinkan pesawat dapat terbang dan melakukan perjalanan udara dengan aman dengan penumpang di dalamnya, menghambat mekanisme imunitas kamu.
Kekebalan bawaan (innate immunity) merupakan garis pertahanan pertama tubuh terhadap kuman yang masuk ke dalam tubuh. Ia merespons dengan cara yang sama terhadap semua kuman dan zat asing, itulah sebabnya kadang-kadang disebut sebagai sistem kekebalan “nonspesifik”.
Pertahanan (barrier) dari kekebalan bawaan terdiri atas 4 (empat) tipe: fisik, fisiologis, seluler and sitokin, dan meliputi:
- Kulit — Kulit Anda adalah organ terbesar tubuh Anda yang berfungsi sebagai penghalang antara dunia luar dan lingkungan dalam Anda. Kulit Anda mencegah penularan sebagian besar patogen yang Anda hadapi.
- Selaput lendir — Selaput lendir menciptakan lendir, yang membantu menyaring dan menjebak patogen yang Anda hirup atau yang masuk ke dalam tubuh Anda.
- Air mata, air liur, dan keringat — Cairan tubuh ini mengandung lisozim, yang merupakan enzim antibakteri yang diproduksi oleh saluran dan kelenjar dalam tubuh Anda. Lisozim menghancurkan sel-sel invasif seperti bakteri, menciptakan penghalang dari air mata dan ludah Anda.
- Asam lambung — Patogen yang ditelan yang tidak diatasi oleh lisozim dalam air liur Anda diserang kembali oleh asam lambung Anda.
- Sel-sel sistem imunitas — Sel darah putih Anda, juga disebut leukosit, melindungi terhadap penyusup asing yang masuk ke dalam sistem peredaran darah.
- Sistem pencernaan — Sel, jaringan, dan organ yang ada dalam saluran pencernaan bertanggung jawab atas sebagian besar respons kekebalan tubuh Anda[*], dengan mengatur dan membela tubuh Anda dari patogen berbahaya.
Dibawah ini, kami akan menjelaskan bagaimana setiap pertahanan kekebalan bawaan ini dipengaruhi oleh kondisi, stresor, dan ketinggian pesawat.
1. Dehidrasi Memicu Efek Domino Respons Kekebalan Tubuh
Fakta menarik buat kamu. Udara kabin ternyata lebih kering daripada Gurun Sahara. Kamu bisa mengharapkan bahwa pada pesawat penumpang komersil secara umum memiliki tingkat kelemabapan sekitar 12%. Kelembapan Gurun Sahara memiliki sekitar 25%.
Kelembapan pada kabin pesawat harus seperti demikian. Untuk mendukung tingkat kelembaban yang lebih nyaman, pesawat harus membawa bergalon-galon air yang meningkatkan berat pesawat dan tentunya biaya yang cukup mahal. Selain itu, membawa begitu banyak cadangan air meningkatkan risiko pesawat mengalami kondensasi berlebihan yang dapat merusak dan menyebabkan korosi pada onderdil pesawat.
Ketika kamu terbang dengan pesawat udara komersil, kamu kemungkinan akan mengalami beberapa efek samping dehidrasi yang lebih terlihat nyata. Keluhan seperti kulit kering, bibir pecah, kutikula yang mengelupas, dan bahkan mimisan adalah hal yang umum terjadi setelah menghabiskan waktu lama berada di kabin pesawat udara.
Dehidrasi juga dapat menyebabkan sirkulasi (aliran darah) yang melambat, masalah pencernaan, serta kelelahan, yang semuanya mengganggu sistem kekebalan tubuh. Selaput lendir (mukosa) yang mengalami dehidrasi (terutama di hidung) membuat kita lebih rentan terhadap penyebaran virus yang tersuspensi di udara, seperti yang akan kita lihat di bawah.
2. Sistem Pencernaan Tidak Teratur Mengurangi Fungsi Kekebalan Tubuh
Masalah perut kembung, gas, atau ketidaknyamanan lambung lainnya sering dialami penumpang selama atau setelah melakukan perjalanan udara. Keluhan disregulasi sistem pencernaan saat terbang adalah salah satu dampak kesehatan dari terbang yang dialami oleh sebagian besar pelaku perjalanan udara.
Sistem pencernaan kamu bisa terganggu karena beberapa alasan, termasuk:
- Tekanan atmosfer — Tubuh harus beradaptasi dengan perubahan tekanan atmosfer saat terbang, yang menimbulkan beban tambahan pada sistem pencernaan, dengan gas mengembang dan menyusut.
- Nutrisi yang buruk — Makanan pesawat, yang umumnya makanan beku yang dipanaskan, sudah jelas bukan makanan yang sehat. Sudah merupakan informasi umum bahwa hampir semua Bandara di seluruh dunia memiliki masalah serius dalam menyediakan opsi makanan yang sehat untuk pelaku perjalanan. Sebagian besar pelaku perjalanan kesulitan untuk mendapatkan jumlah vitamin, mineral, dan enzim yang cukup untuk memastikan fungsi pencernaan yang baik. Dampak ini tentu akan lebih dirasakan oleh penumpang yang melakukan perjalanan udara jauh, lintas benua, yang terkadang memakan waktu lebih dari 24 jam (termasuk transit).
- Dehidrasi — Air memainkan peran penting dalam hampir setiap proses pencernaan dan terbang menyebabkan dehidrasi, seperti yang telah kita pelajari di atas.
- Beban patogen yang meningkat — Karena sistem pencernaan adalah salah satu garis pertahanan terakhir tubuh terhadap bakteri dan virus berbahaya, jumlah patogen yang lebih banyak dari yang biasanya tidak akan berhasil melewati penghalang awal seperti kulit dan selaput lendir menyebabkan beban tambahan pada saluran pencernaan Anda.
- Sirkulasi terganggu — Sistem peredaran darah memiliki pengaruh besar terhadap fungsi pencernaan, itulah mengapa olahraga adalah komponen penting untuk tetap sehat. Sirkulasi yang terganggu yang terjadi saat terbang hanya akan menambah kerumitan disfungsi pencernaan.
Dengan peran yang dimainkan oleh semua komponen ini dalam respons kekebalan tubuh tubuh Anda, tidak mengherankan bahwa gangguan sistem pencernaan ini berdampak pada kekebalan saat Anda bepergian.
3. Gangguan Ritme Sirkadian Terhadap Fungsi Esensial
Alasan lain mengapa kamu akan lebih rentan jatuh sakit saat bepergian adalah pola tidur yang terganggu. Salah satu dampak perjalanan udara biasanya adalah jet lag, insomnia, dan kelelahan perjalanan; semua faktor yang dapat mengganggu ritme sirkadian.
Tambahkan kelelahan akibat penurunan kadar oksigen dalam darah dan jet lag yang dapat lebih mengurangi respons kekebalan.
Ritme sirkadian dikenal sebagai siklus tidur-bangun dalam tubuh tetapi mengatur lebih dari sekadar jam biologis, namun termasuk respons hormon, kesehatan mental, dan DNA.
Penelitian menunjukkan bahwa tidur dan ritme sirkadian sangat berkorelasi dengan fungsi sistem kekebalan, dan kamu bahkan tidak perlu melewati beberapa zona waktu untuk merasakan dampaknya.
Bahkan perbedaan waktu satu jam pun bisa mengacaukan ritme sirkadian tubuh dan menekan sistem kekebalan. Inilah mengapa kasus penyakit meningkat saat Daylight Saving Time.
4. Peredaran Darah yang Terhambat Mengurangi Ketersediaan Sel Darah Putih
Ketika kamu terbang, peredaran darah menjadi terhambat karena dua alasan:
- Kamu duduk dalam posisi yang tidak alami dan sempit untuk waktu yang lama.
- Kadar oksigen dalam darah berkurang karena tekanan kabin.
Penurunan kadar oksigen dalam darah juga bertanggung jawab atas kelelahan yang kamu alami selama penerbangan.
Kedua faktor ini menyebabkan lebih banyak darah mengendap karena peredaran darah yang melambat. Peredaran darah sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan, karena berfungsi untuk menyebarkan oksigen, nutrisi, dan sel-sel kekebalan pelindung ke seluruh tubuh.
Ketika sirkulasi berkurang, sel darah putih yang berfungsi untuk menjaga tubuh kamu dari serangan zat asing yang masuk ke dalam tubuh pun tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dengan efektif.
Jika kamu merupakan anggota kru penerbangan dan berpikir kamu aman karena lebih banyak berdiri daripada duduk, kamu tidak sepenuhnya benar. Hal yang sama dapat terjadi saat kamu berdiri terlalu lama.
Masalah yang lebih serius seperti pembuluh darah varises atau bekuan darah juga bisa terjadi.
5. Produksi Air Mata & Air Liur yang Berkurang Menghambat Perlindungan Lisosomal
Lysosom adalah enzim yang menghancurkan bakteri, khususnya di sekitar area tubuh yang berfungsi sebagai pintu masuk (port of entry).
Ketika kamu terbang dan melihat bahwa mata kamu merah setelah penerbangan, ini adalah efek samping dari mata kering, yang disebabkan oleh dehidrasi, gangguan tidur, dan juga produksi air mata yang terganggu.
Lysosom diproduksi dalam kelenjar yang membuat air mata, air liur, dan cairan pelindung lainnya dalam tubuh kita, dan menggunakan cairan itu sebagai sistem pengiriman untuk melindungi tubuh dari invasi bakteri dan virus.
Ketika tubuh mengurangi produksi air mata dan air liur, enzim pelindung ini tidak segera tersedia untuk bertindak sebagai respons kekebalan tubuh.
Bantu Tubuh Anda Saat Melakukan Perjalanan Udara
Nah, sekarang udah paham kan kenapa bepergian dengan perjalanan udara seringkali membuatmu merasa tidak enak badan?
Semua pertahanan dan sistem perlindungan tubuh bekerja sama untuk memicu respons kekebalan saat dihadapkan pada patogen berbahaya, seperti bakteri dan virus yang mempunyai risiko membuat kamu sakit, alih-alih dapat menikmati liburan dengan tenang.
INI SEBABNYA DINAMAKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH.
Dan pada saat ini, kamu mungkin sudah memahami bagaimana terbang tidak hanya melemahkan fungsi masing-masing pertahanan secara individual tetapi juga sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan. Ketika satu bagian dari sistem terbebani, bagian lain mengalami konsekuensinya.
Domestik, internasional, penerbangan jarak jauh yang ditempuh pada malam hari atau penerbangan langsung 1 jam, semua efek ini tidak membeda-bedakan.
Semakin lama penerbangannya, semakin besar dampaknya karena kamu akan menghabiskan lebih banyak waktu di udara, namun bukan berarti penerbangan yang singkat membuatmu bebas. Dampak dari perjalanan udara ini bisa menetap selama beberapa waktu hingga dapat kembali normal, yang membuat kamu bisa kekurangan istirahat.
Dukung sistem kekebalan Anda saat bepergian dengan memastikan Anda memastikan bahwa:
- Vaksinasi Influenza tahunan kamu masih berlaku (sudah up-to-date)
- Apabila kamu berusia ≥ 50 tahun, memiliki komorbiditas, atau dewasa muda perokok, mendapatkan Vaksinasi Pneumonia dapat memberikanmu proteksi ekstra
- Mendapatkan suplementasi Vitamin C sebelum bepergian
- Mengkonsumsi cukup cairan dan elektrolit sebelum, selama, dan setelah perjalanan udara
- Beristirahat cukup dan mengonsumsi makanan bergizi sebelum bepergian.